Sabtu, 09 Maret 2013

PENGENALAN ORGANISASI SPAB PYRAMID CARSTENSZ MANADO



SPAB PYRAMID CARSTENSZ" akhirnya memilih untuk menggunakan kalimat Petualang Alam dengan harapan bisa memberikan kesejukan dan ketentraman bagi orang yang ada di sekitarnya didalam aktivitasnya sehari-hari sebagaimana yang dimaknakan dalam unsur kata Petualang dan Alam.”
Berawal dari adanya berbagai aspirasi.skill.bakat,kemauan, serta kemampuaan yang di miliki oleh beberapa orang khususnya yang gemar berpetualang di alam bebas dan cinta akan alam serta lingkungannya,  yang pada tahun-tahun kemarin tidak mempunyai wadah untuk menyalurkan segala apa yang di milikinya. Sehingga dihimpunlah segala aspirasi tersebut  menjadi satu tujuan. Dan akhirnya di dirikanlah satu lembaga Organisasi. Yang dapat menampung segala aspirasi yang di miliki oleh tiap-tiap penggiat alam bebas.


Organisasi ini didirikan di Ranomuut Manado,dengan nama KELOMPOK PETUALANG ALAM BEBAS CARSTENSZ disingkat KPAB CARSTENSZ , pada tanggal 19 maret 1999 untuk waktu yang di tentukan. Dan di susun surat keputusan kerja kelembagaan serta  di deklarasikan di Gua Susuripen pada tanggal 9 juli 1999 kemudian pada bulan Juli 2003 melalui keputusan Musyawarah Besar III KPAB CARSTENSZ menganti Nama Organisasi menjadi SERIKAT PETUALANG ALAM BEBAS PYRAMID CARSTENSZ disingkat SPAB PC. Sekarang SERIKAT PETUALANG ALAM BEBAS PYRAMID CARSTENSZ  Manado telah memasuki usia yang ke 13 dan termasuk salah satu organisasi Petualang Alam tertua yang masih aktif yang ada di Manado

Ingatlah hai engkau penjelajah alam :
  1.  Take nothing, but pictures (jangan ambil sesuatu kecuali gambar)
  2.   Kill nothing, but times (jangan bunuh sesuatu kecuali waktu)
  3.  Leave nothing, but foot-print (jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki)
Dan senantiasa ; 
  1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
  2. Percaya kepada kawan (dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan
    peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya)
  3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik.


Sejarah Pencinta Alam Serta Perkembangannya
Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam.Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan, alam adalah "rumah" mereka. Gunung adalah sandaran kepala, padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih "bermartabat", alam seakan menjadi barang aneh.Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi.Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya.Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri.Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :
Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama.Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung.Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung.Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah.
Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz.Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis.Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan.Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.


Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu "Perkumpulan Pentjinta Alam"(PPA).Berdiri 18 Oktober 1953.PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci, terlepas dari 'sifat maniak'yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif.Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya.Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi."Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?."

Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja.Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat.Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua.Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan.Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.
Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito.Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam.Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan.Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi.
Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :
“Tujuan  ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya.Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil.Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh, barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik” Para mahasiswa itu, diawali dengan berdirinya Mapala Universitas Indonesia, membuang energi mudanya dengan merambah alam mulai dari lautan sampai ke puncak gunung.Mapala atau Mahasiswa Pecinta Alam adalah organisasi yang beranggotakan para mahasiswa yang mempunyai kesamaan minat, kepedulian dan kecintaan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup. Sejak itulah pecinta alam pun merambah tak hanya kampus (Kini, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki mapala baik di tingkat universitas maupun fakultas hingga jurusan), melainkan ke sekolah-sekolah, ke bilik-bilik rumah ibadah, sudut-sudut perkantoran, lorong-lorong atau kampung-kampung. Seakan-akan semua yang pernah menjejakkan kaki di puncak gunung sudahmerasa sebagai pecinta alam.

Penggiat Alam Bebas, Konsekuensi yang harus dihadapi dari sebuah konsistensi
Apa yang diharapkan dengan mengikuti sebuah organisasi penggiat Alam Bebas? Banyak memandang sebelah mata pada organisasi ini dan terkadang mengatakan bahwa kegiatannya hanya bersifat hura-hura yang menghabiskan uang.Suara itu semakin santer terdengar bila ada pemberitaan mengenai kecelakaan yang dialami oleh anggota penggiat alam bebas pada waktu melakukan kegiatan di alam.
Dalam sebuah diskusi (mengutip dalam artikel Kompas, Minggu 29 Maret 1992) kegiatan penggiat alam bebas dapat dikategorikan sebagai olahraga yang masuk ke dalam caliber sport beresiko tinggi. Kegiatannya meliputi mendatangi puncak gunung tinggi, turun ke lubang gua di dalam bumi, hanyut berperahu di kederasan jeram sungai deras,keluarmasuk daerah pedalaman yang paling dalam dan lainnya.umumnya kegiatan penggiat alam bebas berkisar di alam terbuka dan menyangkut lingkungan hidup. Jenis aktifitas meliputi pendakian gunung (mountaineering), pemanjatan (climbing), penelusuran gua (caving), pengarungan arus liar(rafting), penghijauan dan lain sebagainya.
Tak ayal lagi bahwa kegiatan ini beresiko tinggi dan setiap anggotanya harus memahami konsekuensi resiko yang dihadapi dengan bergabung dengan organisasi ini.Resiko yang paling berat adalah cacat fisik permanen dan bahkan kematian.Untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi resiko yang tinggi ini, dibutuhkan kesiapan mental, fisik dan skill yang memadai. Berbagai macam latihan dan pengalaman terjun langsung ke alam dapat meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Tapi, diluar semua itu masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.

Pencinta alam atau Petualang ?
Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan.Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.


Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah,

Dimanakah pencinta alam?begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme.Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka.keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yangtinggidan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.


SPAB PYRAMID CARSTENSZ, Environmental+Intelektualis+Adventurer 

Akhir-akhir ini di mana degradasi lingkungan dirasa semakin parah, maka peran pencinta alam sangat penting untuk membantu melestarikan lingkungan. Untuk melengkapi perannya sebagai duta lingkungan hidup, SPAB PYRAMID CARSTENSZ sebagai organisasi petualang alam yang Notabene anggotanya adalah masyarakat umum, dituntut pula untuk mengupgrade ilmu dan pengetahuan dan minat serta niat yang tulus untuk selalu belajar, menambah pengetahuannya bukan hanya hal-hal yang menyangkut tentang outdoor skill tetapi juga harus ber-etika dan ber-intelektual. Karena seorang anggota SPAB PYRAMID CARSTENSZ notabene juga adalah seorang Manusia(yang berintelek), seorang anggota SPAB PYRAMID CARSTENSZ dituntut bukan hanya menguasai skill tentang outdoor activities, tetapi juga haruslah sebagai manusia yang rasionalis, analitik, kritis, universal, dan sistematis. SPAB PYRAMID CARSTENSZ sadar dibutuhkan sisi Intelektual untuk menjembatani dan melengkapi sisi environmental dengan sisi adventurer. SPAB PYRAMID CARSTENSZ sebagai organisasi intelektual dengan gerakan enviromentalisme bermental adventure yang berjuang keras dalam menjaga keseimbangan alam ini sebagai satu gerakan untuk masa depan akan lebih berarti tindakannya dengan komitment dan loyalitas yang tinggi dari anggotanya. Sebuah harapan untuk mengembalikan keseimbangan alam ini, perbedaan pola fikir dan arah gerak environment dengan adventurer dijembatani oleh sisi intelektualis para anggotanya yang merupakan spesialisasi dan menjadi ciri dari SPAB PYRAMID CARSTENSZ yang memahami pentingnya menjaga, memelihara, melindung serta melestarikan alam Tanah Air tercinta ini dan melakukannya secara aman dan tertib.. bukanlah suatu kemustahilan ketiga sisi tersebut bersatu untuk masa depan lingkungan hidup Indonesia sehingga terciptanya lingkungan hidup yang seimbang, stabil dan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa depan.





Ditulis oleh :
Steavocean Strix Nebulosa

2 komentar: