Rabu, 17 April 2013

MATERI ROCK CLIMBING

Rock Climbing

Olah raga rock climbing semakin berkembang pesat pada tahun-tahun terakhir ini diIndonesia. Kegiatan ini tidak dapat dipungkiri lagi sudah merupakan kegiatanyang begitu diminati oleh kaula muda maupun yang merasa mudah ataupun juga yang selalu mencapai puncak. Ciri khas rock climbing adalah prosedur dan perlengkapan yangdigunakan dalam kegiatan, juga prinsip dan etika pemanjatan.rock Climbing bukan hanya menjadi komoditi industri olah raga dan petualngan saja.



Tetapi aplikasinya juga telah menjadi komoditas industri-industrilainnya seperti
wisata petualangan,outbound training,entertaiment,iklan dan film,serta industriindustri
lainnya yang membutuhkan jasa ketinggian.Oleh karena itu perlu ilmu rock
climbing yang sangat mendasar sebagai acuan yang kuat diri dan dunia rock climbing
itu sendiri.

"Devinisi rock klimbing"
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45°  dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
 Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).

"Cikal bakal panjat tebing" Panjat tebing sebenarnya sudah dikenal sejak sebelum jaman Perang Dunia I, terutama oleh kalangan militer. Namun dalam hal perkembangannya kegiatan ini menjadi digemari oleh masyarakat umum. Sebagai contoh ilustrasi dalam film “Seven Years In Tibet”. Salah satu film Brad Pitt yang mengupas petualangannya di Himalaya saat perang dunia ke-2, kemudian ada “Cliff Hanger” yang dilakonin oleh Silvester Stalon dan yang masih segar dalam ingatan kita tentu saja “Vertical Limit”.Kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa, tepatnya pegunungan Alpen, sebelum perang dunia pertama di negara Austria. Sekitar tahun 1910, penggunaan alat dalam panjat tebing mulai diperkenalkan, seperti karabiner dan piton yang terbuat dari baja. Itupun hanya digunakan untuk menuruni tebing. Semenjak itulah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan  dan alat-alat baru dalam kegiatan ini.Ketika sebelum perang dunia meletus di Inggris, kegiatan ini mulai banyak dipelajari meskipun ketinggalan jauh dengan Jerman.
Di  negara ini penggunaan piton dibatasi dengan alasan agar tidak merusak lingkungan atau cacat batuan. Selain itu juga dikembangkan panjat tebing sebagai suatu olahraga tersendiri, kemudian diikuti oleh Amerika dan selanjutnya oleh negara-negara Eropa lainnya.  pemanjatan tebing dengan menggunakan tali baru dikenalkan pada tahun 1920.Tahun 1930 adalah tahun keemasan pemanjat dikawasan Alpen. Mulai dari tebing kecil, menengah hingga puncak-puncak tertinggi. Klimaksnya pada saat perang dunia kedua meletus. Perang dunia menyebabkan frekuensi kegiatan memanjat menurun, akan tetapi setelah perang dunia berakhir membawa pengaruh pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing semakin mudah didapatkan.Perubahan yang drastis terjadi pada tahun 1970, ketika para pemanjat Amerika mengembangkan - baru di kawasan Yosmite. Dan - itu sampai sekarang masih digunakan dalam pemanjatan tebing-tebing. Rata-rata yang mendominasi pengembangan dunia olahraga ini adalah pemanjat Amerika dan Inggris yang kemudian menggunakan sistem dan  yang sama, yang sebelumnya terkotak-kotak menurut negaranya masing-masing. Selain itu juga turun berperan dalam pengembangan kegiatan ini adalah negara Perancis yang menawarkan  pemanjatan yang mengarah pada olahraga murni.Memasuki tahun 1980 perkembangan panjat tebing semakin menunjukan identitasnya, pada setiap negara di dunia mulai dari Eropa, Amerika hingga Asia sudah banyak mengenal olahraga ini. Dan seiring perkembangan jaman akhirnya panjat tebing terlepas dari induknya (mendaki gunung) dan membentuk wujudnya sendiri yaitu olahraga panjat tebing yang kita kenal sekarang ini dengan berbagai kompleksitasnya.

Di Indonesia sebenarnya kegiatan panjat tebing sudah dikenal sejak tahun 60’an dimana berdiri beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wanadri yang mempunyai akar kegiatan mendakigunung. Namun kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri baru dikenal pada tahun 1975. Waktu itu beberapa orang yang sekarang dianggap sebagai Tonggak Kebangkitan Panjat Tebing dio Indonesia antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Dedi Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.
Pada tahun 1989 Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang tiga orang pemanjat profesional asal perancis yaitu Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune dan seseorang instructureTeknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI)  dan melalui ikrar yang dikeluarkan oleh sekitar 40-an orang dari perkumpulan pecinta alam yang ada di Jakarta, Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang di Tugu Monas pada tanggal 21 April 1988. Dikemudian hari FPTGI berubah nama menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan pada tahun 1992 FPTI diakui menjadi anggota Union International des Associations d’Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisai panjat tebing dan gunung internasional. UIAA sendiri merupakan salah satu anggota Internasional Olympic Committee (IOC) yaitu organisasi olahraga dunia yang bertanggung jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk kegiatan Olimpiade, sehingga tidak menutup kemungkinan nanti panjat tebing menjadi satu mata lomba  di Olimpiade.Secara nasional pada tahun 1994 FPTI diakui secara resmi sebagai induk olahraga panjat tebing oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan diikutkan dalam event 4 tahunan Pekan Olahraga Nasional sejak tahun 1996.

"Etika pemanjatan"
Secara umum etika pemnjatan sama dengan etika – etika dalam penjelajahan alam lain :
1. Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar
2. Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak
3. Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu
Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :
1. Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
2. Menjaga kelestarian alam..
3. Memanjat jalur bernama.
4. Pemberian nama jalur.
5. Memberi keamanan bagi pemanjat lain


"Dasar Panjat Tebing"

            Pada awalnya panjat tebing adalah bagian dari mendaki gunung yang terdiri dari hiking, Hill Walking, Scrambling, Rock Climbing, dan Rock Ice Climbing. Pada prinsipnya panjat tebing adalah menaiki, memanjat,  mendaki sebuah batuan atau tebing menggunakan seluruh anggota tubuh dan memanfaatkan cacat batuan berupa celah, tonjolan, rekahan menggunakan  tertentu baik dibantu/tidak dibantu dengan peralatan khusus untuk menggapai ketinggian.Secara umum keberhasilan pemanjatan tebing harus didukung oleh 3 faktor utama, yaitu :1.     Teknik Pemanjatan(Climbing Technique) Three point contact(3 titik kontak)Mempertahankan posisi di tebing dengan 2 tangan 1 kaki atau 1 tangan 2 kaki, dengan cara ini kamu dapat meminimalkan tenaga
  Usahakan tangan selalu lurus.Saat meraih pegangan setinggi apapun segera jatuhkan badan dengan menekuk kedua lutut dan meluruskan tangan, jika siku terus-terusan dibengkokkan maka dijamin tenaga ditangan akan cepat terkuras. Dengan tangan lurus sebagian beban tubuh di topang oleh otot bahu dan dada jadi lebih sedikit ringan.   Memanjat dengan kaki dan bukan tangan.
Kaki kita pasti memiliki tenaga lebih kuat dari tangan, perbanyak mendorong vertikal dengan kaki bukan menarik dengan tangan.2.     Kekuatan Fisik(Energetic/Power)Dapat  dibantu dengan  latihan yang fisik lain conoh : pemanasan,  lari, pull up, sit up, push up dan banyak lainnya.3.     Dukungan Emosi(Physycologist Support)Konsentrasi harus benar-benar dilakukan dalam kegiatan pemanjatan, terutama untuk seorang leader dan belayer. Perlu di perhatikan juga hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti, menggampangkan, lapar dan lain-lain.







"Prosedur Pemanjatan"
Tahapan-tahapan dalam suatu pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkahsebagai berikut1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.2. Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.3. a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa, agar mudahuntuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membukalintasan yang akan dilalui oleh dirinya sendiri dan pendaki berikutnya.b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akandipakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankanleader bila jatug. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupunmemperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.4. Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-abapendakian.5. Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harusmemasang achor.6. Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagaibelayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.

 " Jenis pegangan"
1. Open Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan dengan posisi tangan
terbuka,biasanya digunakan pada tebing – tebing datar
2. Cling Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan degan menggunakan seluruh
jari tangan dan dan agak mirip mencubit biasanya digunakan pada tebing
yang permukaannya banyak tonjolan,
3. Pinch Grip : Pegangan pada pemanjatan yang mirip dengan mencubit,dan
mengandalkan kekuatan jempol dan telunjuk yang biasa digunakan untuk
memegang poin – poin kecil pada tebing
4. Poket Grip : Pegangan pada pemanjatan dilakukan dengan cara memasukkan jari – jari
kedalam celahan/ lobang tebing, biasanya digunakan pada tebing
limenstone ( kapur ) yang banyak memiliki poin lobang.
5. Vertikal Grip : Pegangan pada pemanjatan yang bertumpu pada poin tebing dengan
menggunakan kekuatan lengan untuk bertumpu dan menaikkan badan.

 "Jenis pijakan" 
1. Frinction Steep : Pijakan dalam pemanjatan yang bertumpu pada kaki bagian depandan mengandalkan gesekan karet sepatu.2. Eadging : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan sisi luar kaki.3. Mearing : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan seluruh alas kaki(Pijakan Biasa)4. Hel Hooking : Pijakan dalam pemanjatan yang dilakukan untuk mengantisipasipoin2 yang menggantung dengan menggunakan kekuatan kakiuntuk mengangkat badan keatas untuk menggapai poin selanjutnya.

"Alat – alat yang digunakan"
1. Tali carmentelBiasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu : Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat lainnya.- Karabiner Skrup/carabiner srew gate- Karabiner Snap/carabiner non screw gate4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas.5. Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest6. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada SRT.7. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras)8. Chock bag/Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan.9. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop.10. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll11. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.12. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger.13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam beban yg berat. Digunakan untuk perlengkapan evakuasi.14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger 

"Macam – Macam Batuan"
Beberapa batuan yang sering dijumpai yang terutama lokasi dimana sering dijadikan ajang pemanjatan di Indonesia.1. Batuan Beku- Andersit,berwarna hitam keabu-abuan massif dan kompak- Lava Andersit,seperti andersit dan biasanya dijumpai lubang-lubang kecil bekas keluarnya gas dan dijumpai dengan kesan berlapis- Breksi lava,menyerupai batu breksi pada umumnya- Granit,berwarna terang dengan warna dasar putih2. Batuan Sedimen- Batu Gamping,berwarna putih kekuningan,kompak,banyak dijumpai retakan atau lubang,dan biasanya berlapis.- Breksi Sedimen,seperti halnya breksi lava tapi batu ini biasanya berupa batu pasir.3. Batu Metamorf Hampir sama dengan batu gamping tapi disini sudah mengalami rekristalisasi dan warnanya sangat beragam

"Teknik pemanjatan"
artificial climbing yaitu pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing tingkat kesulitan tinggi dengan alat-alat yang di gunakan sebagai penambah ketinggian.
top rof dimana pengaman sudah terpasang semuanya dan pemanjat tinggal melaksanakanya
Soloing Adalah Pemanjatan yang dilakukan dengan mengandalkan kekuatan tubuh untuk langsung mencapai top tanpa menggunakan pengaman, biasanya dilakukan oleh pemanjat profesional karna sangat berbahaya.
    Boldering Pemanjatan yang dilakukan untuk melatih kekuatan dan kelenturan badan yang biasanya dilakukan secara enyamping pada tebing – tebing pendek atau tebing buatan.
Sport klimbing di mana pengaman sudah terpasang semua sport klimbing biasanya di gunakan sebagai latihan
 Free climbing hampir sama dengan pemanjatan artificial climbing tapi dalam free climbing alat hanya untuk pengaman saja sedangkan untuk menambah ketinggian mengunakan pegangan tangan dan pijakan kaki.
 Alphine Tactis Adalah system pemnjatan yang mana pemanjat melakukan pemanjatan sampai puncak tanpa turun ke basecamp, jadi pemanjat selalu berada di tebing saat tidur sekalipun (tidur gantung/hanging bivouak).
Himalayan Tactic Adalah Pemanjatan hanya dilakukan hingga sore hari, kemudian pemanjat turun ke camp dasar dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya.     

Menurut kondisi medan"
1.      Klas I                   : Berjalan tegak tanpa peralatan
2.      Klas II                  : Medan agak sulit perlu bantuan kaki dan tangan
3.      Klas III                 : Medan agak curam perlu teknik tertentu
4.      Klas IV                 : Kesulitan bertambah, tali dan pengaman sudah digunakan5.      Klas V                  : Rute semakin sulit perlu banyak pengaman
6.      Klas VI     : Pemanjatan sudah sepenuhnya bergantung pada     pengaman karena   celah maupun pegangan tidak ada.

 Persiapan peralatan
Macam-macam peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan jalur yang dipilih dan disusun rapi dan sistematis.Faktor yang mempengaruhi pemakaian alat :·         Jenis batuan
·         Kemampuan batuan·         Cacat batuan
·         Pengaman yang tersedia

 -Pemanjatan
Dalam pemanjatan ini, leader melakukan pitch 1 dengan membawa dua rol tali sekaligus. Satu sebagai tali utama (yang akan diikatkan pada raner) dan tali tambat (fixet rope). Dalam fixet rope inidapat juga sebagai transport antara leader dan personil yang ada dibawahnya

- Cleaning
Setelah leader menyelesaikan pitch 1 dan memberitahu bahwa pemanjat kedua siap dan boleh naik. Personel kedua melakukan jumaring dan sekaligus menyapu runner yang telah dipasang leader.Keuntungan jumaring pada fixet rope yaitu :Tali dalam keadaan lurus vertikal sehingga tidak terjadi pendulumTali tidak tertambat pada runner yang akan diambil sehingga memudahkan pengambilanGerakan lebih bebas Agar cleaner tidak terlalu jauh dengan runner yang akan dilepas, maka antara tali utama dengan fixet rope harus dihubungkan. Macam tugas cleaner :
a. Membersihkan jalur dan menyapu runner
b. Mencatat pengaman yang digunakan berikutnya
c. Sebagai leader untuk pitc berikutnya
d. Membawa tali untuk pemanjatan
     
-Turun tebing
Turun tebing dilakukan apabila pemanjat sudah sampai puncak dan menyelesaikan target yang telah ditentukan. Cara yang digunakan yaitu dengan reppeling. Untuk reppling perlu dibuat ancor sebagai penambat tali. Setelah tali terpasang maka reppling siap dilakukan. Reppling dapat dilakukan dengan tali tunggal atau ganda (doubel). Biasanya personel yang paling akhir menggunakan doubel rope dan tali hanya dikalungkan pada anchor, agar tali tersebut dapat ditarik ke bawah, begitu seterusnya untuk setiap pitch.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reppling :Ujung bawah tali harus disimpulTali antar pitc harus selalu dihubungkan  Waspada terhadap runtuhan batuan
 -Dasar tebing
·         Setelah semuanya pemanjat turun, maka yang harus dilakukan adalah pendataan dan pengecekan semua peralatan yang dipakai.

"Pembuatan topo atau data"
·         Topo adalah merupakan gambar atau sket jalur yang berhasil dipanjat. Dalam pembuatan sket ini dilengkapi dengan data sebagai berikut :
·         a.    Nama jalur yang dipanjat
·         b.    Lokasi tebing
·         c.    Jenis batuan
·         d.    Tinggi tebing
·         e.    Sistem pemanjatan
·         f.      Teknik pemanjatan yang diterapkan
·         g.    Waktu pemanjatan
·         h.    Tingkat kesulitan ( grade )
·         i.       Data peralatan yang digunakan
·         j.       Sketsa jalur pada tebing
·         k.     Operasional dan kondisis cuaca
·         l.       Daftar pemanjat

Ascending
a.      Suatu tehnik yang memanfaatkan tali dan atau ascendeur fungsinya untuk memudahkan kita dalam menambah ketinggian dimana faktor keamanan lebih terjamin
b.      Jenis-jenisnya :
·         Prusiking                                 : suatu tehnik naik dengan menggunakan tali prusik.
·        Jummaring                              : suatu tehnik naik dengan menggunakan jumar.
·         SRT( Singgle Rope Tehnic)  : Suatu tehnik dimana kita bisa naik dan turun dengan          menggunakan SRT set.
 "Bagian – bagian tebing"
- Poin : Bagian Pada Tebing yang bias dijadikan tempat Pegangan dan Pijakan- Rekahan : Bagian Tebing Yang retak membentuk rekahan- Rock : Bagian/ Poin tebing yang terjatuh kedasar tebing- Roof : Bagian Tebing yang berbentuk Kursi terbalik.

"Jenis Ancor"
- Natural Ancor/ Penambat Alami adalah penambat alamiah yang tersedia oleh alam,Contoh : Batang pohon, Akar pohon, Batu besar yang dijamin kuat- Artificial Ancor/ Penambat Buatan adalah Alat yang didesain secara khusus untuk digunakan sebagai penambat, contoh : Piton, sky hook, Brigbo, ramset, hunger, stoper,Contoh – contoh Artificial ancor:1) Paku PitonMerupakan pengaman sisipan yg berguna sebagai pasak.2) StopperDigunakan untuk celah vertical yg menyempit kebawah dengan prinsip kerja menjepit celah membentuk sudut atau menyempi3) Sky HookSebagai pengaman sementara dengan prinsip kerja menyisipkan ujung sky hook pada celah bebatuan dan harus terbebani, usahakan meminimalkan gerak.4) Ramset dan HangerSatu set peralatan dalam artificial climbing yg berfungsi untuk menanamkan bolt dan kemudian digabungkan dengan hanger sehingga menjadi pengaman tetap.5) FriendPengaman yg diselipkan pada celah batu dengan bermacam ukuran. Friend ada 2 macam :- Regular FriendTerbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kelemahan yaitu berbentuk static/tidak mempunyai kelenturan. Alat ini bekerja dengan baik dicelah overhang.- Fleksibel FriendBentuknya sama dengan regular friend hnya mempunyai kelebihan terbuat dari kawat baja yg menjadikan friend ini sangat fleksibel, dan dapat dipasang disemua celah dan segala posisi.6) HexaPrinsip kerja sama dengan stopper hanya berbeda pada bentuk round (bulat) dan hexagonal (segi enam).7) ChockerAlat bantu yg berfungsi untuk melepaskan hexa atau stopper yg terkait di celah batu.8) Etrier/tangga gantung &daisy chaino Etrier : alat yg terbuat dari webbing yg menyerupai tangga untuk membantu menambah ketinggian.o Daisy chain : terbuat dari webbing, berfungsi untuk menambah ketinggian serta menjaga apabila etrier jatuh.

 "Kode-kode yang dilakukan dalam pemanjatan"
Kode – kode pemanjatan adalah sebagai berikut :1. Climb : Pemanjat Menginstrusi kepada Pembilay bahwa pemanjat siap memanjat2. Climbing : Pembilay Memberitahukan kepada pemanjat bhw dia siap mengamankanpemanjat3. On Belay : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay bahwa pemanjat memulaimemanjat4. Belay On : Pembilay Memberitahukan kepada pemanjat bhw dia telah mengamankanpemanjat5. Full : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay agar tali dikencangkan6. Slack : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay agar tali dikendorkan7. Rock : Pemanjat Memberitahukan kepada orang yang berada dibawah bahwa adabatuan tebing yang jatuh8. Top : Pemanjat Memberitahukan bahwa dia telah sampai pada puncak9. Belay of : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay bahwa dia tidak membutuhkanlagi pengamanan10. Of Belay : Pembilay Menginstrusi kepada pemanjat bahwa dia tidak mengamankanlagi

"jenis pegangan"
1. Open Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan dengan posisi tanganterbuka,biasanya digunakan pada tebing – tebing datar

2. Cling Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan degan menggunakan seluruhjari tangan dan dan agak mirip mencubit biasanya digunakan pada tebingyang permukaannya banyak tonjolan,
3. Pinch Grip : Pegangan pada pemanjatan yang mirip dengan mencubit,danmengandalkan kekuatan jempol dan telunjuk yang biasa digunakan untukmemegang poin – poin kecil pada tebing
4. Poket Grip : Pegangan pada pemanjatan dilakukan dengan cara memasukkan jari – jarikedalam celahan/ lobang tebing, biasanya digunakan pada tebinglimenstone ( kapur ) yang banyak memiliki poin lobang.
5. Vertikal Grip : Pegangan pada pemanjatan yang bertumpu pada poin tebing denganmenggunakan kekuatan lengan untuk bertumpu dan menaikkan badan.

 "jenis pijakan"
1. Frinction Steep : Pijakan dalam pemanjatan yang bertumpu pada kaki bagian depandan mengandalkan gesekan karet sepatu.
2. Eadging : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan sisi luar kaki.
3. Mearing : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan seluruh alas kaki(Pijakan Biasa)
4. Hel Hooking : Pijakan dalam pemanjatan yang dilakukan untuk mengantisipasipoin2 yang menggantung dengan menggunakan kekuatan kakiuntuk mengangkat badan keatas untuk menggapai poin selanjutnya.


 "simpul – simpul yang digunakan dalam pemanjatan"

1. Simpul Delapan Ganda
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.
2. Simpul Delapan Tunggal
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada Toleransi 55% – 59%.
3. Simpul Pangkal
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
4. Simpul Jangkar
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
Simpul Jangkar5. Simpul Kambing / bowline knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%.
6. Simpul Kupu – kupu / Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%.
7. Simpul Nelayan / Fisherman Knot
Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% – 50%
8. Simpul Frusik
Simpul yang digunakan dalam teknik Frusiking SRT
9. Simpul Pita
Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau berbentuk pipih (umumnya digunakan untuk menyambung Webbing)
10. Simpul Italy
Untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang 45%.
o Overhand KnotUntuk mengakhiri pembuatan simpul sebelumnya. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 40%.

o Clove hitch knotUntu mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
o Figure of eight knotUntuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.
o Eight on bight knotUntuk pengaman utama dalam penambat pada dua anchor. Toleransi 68%.
o Simpul two in one Simpul ini biasanya digunakan sebagai penambat pada anchor natural saat cleaning, yaitu ketika pemamjat turun tebing tanpa meningalkan tali



Dari Berbagai Sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar