Sejarah Minuman Olahan Khas Minahasa "CAP TIKUS"
Sejarah
Minuman Olahan Khas Minahasa "CAP TIKUS" - Siapapun yang datang
mengunjungi daerah Minahasa, tentunya akan mengetahui jenis minuman
tradisional Minahasa beralkohol tinggi yang lebih dikenal dengan "Cap
Tikus". Minuman yang diproduksi tanpa ada campuran kimia ini memang
dihasilkan oleh para petani yang daerahnya banyak dipenuhi pohon "Seho".
Minuman "cap tikus" ini dibuat sendiri oleh orang Minahasa dan orang
Sangir dengan cara tradisional. Sebelum dibuat "Cap Tikus", para petani
harus "Batifar" dulu untuk menghasilkan minuman "Saguer" yang diambil
dari pohon seho atau aren - dalam bahasa Minahasa disebut "Akel" .
Saguer dibuat dengan cara tangkai bunga pohon aren yang sebesar
pergelangan tangan orang dewasa, dibersihkan dan dipukul-pukul selama
beberapa hari lalu dipotong. Dari potongan ini akan keluar getah warna
putih susu yang menetes dengan cepat hingga perlu tempat penampungan
yang ukuran seruas bambu. Cairan warna putih susu inilah yang dinamakan
Saguer.
Dalam pembuatan cap tikus, air saguer tadi dialirkan
melalui pipa-pipa bambu yang sudah diatur sedemikian rupa. Uap panas
yang melalui pipa bambu yang panjang ketika mencair akan berubah menjadi
Cap Tikus. Para pembuat Cap Tikus lebih suka memilih lokasi pegunungan
yang dingin dan tempat berbukit supaya pipa bambu penyulingan tidak
diatas pohon tapi dipermukaan tanah perbukitan.
Legenda
Minahasa mengenal dewa Makawiley sebagai dewa saguer pertama (Leway =
busa saguer). Kemudian ada juga dewa saguer yang bernama Kiri Waerong
yang dihubungkan dengan pembuatan gula merah dari saguer yang dimasak.
Dewa saguer yang ketiga adalah dewa Parengkuan yang dihubungkan dengan
air saguer yang menghasilkan Cap Tikus . Parengkuan mempunyai kata asal
"rengku" artinya, minum sekali teguk ditempat minum yang kecil. Dari
arti kata tersebut maka orang Minahasa menyakini bahwa Parengkuan adalah
orang Minahasa pertama yang membuat minuman Cap Tikus.
Minuman
keras tradisionil Minahasa ini pada mulanya bernama sopi. Namun, nama
"Sopi" berubah menjadi Cap Tikus ketika orang Minahasa yang mengikuti
pendidikan militer untuk menghadapi perang Jawa, sebelum tahun 1829,
menemukan mimuman "Sopi" dalam botol-botol biru dengan gambar ekor
tikus. Minuman "Sopi" itu dijual oleh para pedagang Cina di Benteng
Amsterdam Manado.
Dalam upcara naik rumah baru, para penari
Maengket menyanyi lagu Marambak untuk menghormati dewa pembuat rumah,
leluhur Tingkulendeng . Tuan rumah harus menyodorkan minuman Cap Tikus
kepada Tonaas pemimpin upacara adat naik rumah baru sambil penari
menyanyi " tuasan e sopi e maka wale " artinya, tuangkan minumam Cap
Tikus (sopi) wahai tuan rumah.
Keterangan mengenai minuman Cap
Tikus di Ternate ditulis oleh juru tulis pengeliling dunia Colombus dari
Spanyol bernama Antonio Pigafetta. Setelah kapal mereka melalui dua
buah pulau Sangir dan Talaud lalu tanggal 15 Desember tahun 1521 mereka
tiba di pelabuhan Ternate - dijamu Raja Ternate dengan minumanarak yang
terbuat dari air tuak yang dimasak.
Sayang sekali buku
"Perjalanan keliling dunia Antonio Pigafetta" terbitan tahun 1972
halaman 127 - 128 tidak menjelaskan dari mana Raja Ternate mendapatkan
minuman Cap Tikus. Kalau kita lihat masyarakat Ternate tidak punya
budaya "Batifar" hingga kemungkinan besar minuman Cap Tikus sama halnya
dengan beras yang didatangkan ke Ternate dari Minahasa. Budaya produksi
dan menjual minuman Cap Tikus masih berlanjut di Minahasa hingga
sekarang ini dengan penjualan sampai ke Irian.
Data ini
menunjukkan bahwa bukan orang Spanyol yang mengajarkan cara membuat
minuman Cap Tikus di Minahasa. Karena, waktu pertama kali orang Spanyol
datang di Ternate, minuman itu sudah ada. Bagi orang Spanyol, minuman
Cap Tikus telah menjadi bumerang karena melalui minuman itulah orang
Spanyol di usir dari Minahasa. Hal itu terjadi karena serdadunya suka
mabuk-mabukan dan akhirnya membunuh Dotu Mononimbar di Tondano dan
melukai anak Kepala Walak Tomohon tahun 1644.
Masa hidup dewa
minuman keras Minahasa Opo Parengkuan adalah sebelum periode kedatangan
bangsa kulit putih Portugis - Spanyol di Minahasa tahun 1512 - 1523.
Pada waktu itu pedagang Cina dengan perahu yang telah datang membawa
keramik ke Minahasa. Dari usia dinasti keramik Cina di Minahasa abad 13
dan abad 14, dapat diperkirakan bahwa orang Cina-lah yang mengajarkan
orang Minahasa untuk membuat minuman keras Cap Tikus dengan menyuling
Saguer.
Tapi menurut buku " Adatrechtbundels XVII. 1919 halaman
79 " , minuman keras tradisionil ini telah menyelamatkan orang Minahasa
dari ketergantungan Candu dan Opium di abad 18. Karena orang Minahasa
sangat mencintai minuman Saguer dan Cap Tikus, maka orang Minahasa sudah
tidak tertarik lagi dengan candu dan opium, walaupun harganya cukup
murah.
Cerita Sejarah Minuman Olahan Khas Minahasa "CAP TIKUS"
ini dapat dijadikan contoh bagi generasi muda sekarang agar menjauhi
narkotik yang memang sudah dilarang Opo -Opo dan Dotu -Dotu Minahasa
tempo dulu
#disadur dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar